Pernyataan ini: ikuti quran dan hadist terdengar simpel dan mudah. Walaupun kalau ditelusuri, nasihat ini sebetulnyapun tidak diikuti oleh yang mengaku mengikuti quran dan hadist. Menurut pendapatku, mengikuti quran dan hadist adalah syarat yang harus dipenuhi jika kita dalam keraguan dan kebingungan mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan agama. Misalnya tentang puasa dan shalat: ada ayat al quran yang membicarakan mengenai puasa dan shalat, dan ada hadist-hadist yang menerangkan tentang hal itu. Okei, jadi muslim gak akan bingung.
Tetapi rumusannya tidak selalu seperti itu. Untuk masalah-masalah lain yang dijadikan rujukan ternyata hanya hadist saja. Bukan quran dan hadist. Misalnya untuk masalah sunat, rukun islam, rukun iman, idul fitri, larangan kenajisan anjing, larangan menggambar, larangan menyimpan patung di rumah dan lain-lain dan lain-lain daftar ini masih sangat panjang, karena al quran pada kenyataannya tidak banyak mengandung larangan dan dogma.
Jadi, sebetulnya muslim akan lebih tepat kalau berkata: "ini sangat mudah, ikuti saja quran atau hadist, pasti kamu tidak bingung!".
Tentang kitab suci islam -ini juga menarik- tadinya waktu saya googling saya pikir kitab suci islam adalah al quran dan hadist tapi dari wikipedia indonesia dan inggris, ternyata kedua-duanya sama, mengatakan bahwa kitab suci islam adalah: taurat, zabur (psalm), injil dan al quran. Apaa? gak ada hadist? Menarik kan? ya? nggak? hehee
0 komentar:
Posting Komentar